Tuesday 28 November 2017

Filled Under:

Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi?


Bukan sekali duakali kita dengar cara tradisional para ibu mengobati mata belekan atau mata merah pada bayi atau anaknya. Mata belekan atau mata merah bisa diobati dengan ditetes memakai ASI?. Jika merujuk pada buku-buku mereka, para ulama tafsir hanya menyebutkan ASI sebagai hak bayi memperoleh sumber makanan. Apa iya bisa ditetesin ke mata?. jika merujuk ke ilmu medis, kok dokter-dokter juga tidak merekomendasikan untuk memakai cara tersebut. jika demikian pasti ada sebabnya kan?

Pertama kita bahas dulu apa itu mata belekan pada bayi :

1. Mata belekan atau eye bogers/eye bogeys adalah kotoran mata yang berkumpul di sudut mata. pada bayi baru lahir hal ini dapat disebabkan adanya sumbatan pada saluran air mata yang disebabkan cairan amnion yang masih menempel atau sel-sel kulit bayi sendiri yang mengelupas dan nyangkut di kelopak mata. Masih normal bila dalam beberapa hari setelah ditreatment dengan membersihkan kelopak secara lembut ada perbaikan.

Bagaimana caranya? Basahi/rendam kassa steril dengan larutan fisiologis misalnya NaCl 0.9% atau air matang yang hangat suam2 kuku; lalu bersihkan mata bayi dari sudut dalam mata (dekat hidung) bayi ke arah sudut luar mata, bila belek/lendir sangat banyak bisa diulang beberapa kali dengan kassa baru yang dibasahi lagi.


Setelah bersih keringkan dengan kassa steril dengan arah sama, beri pijatan lembut. Kapan harus waspada? Bila tidak ada perbaikan sama sekali meski sudah rajin dibersihkan, bisa terjadi infeksi mata akibat lendir yang terlalu lama bertahan di mata, dan sumbatan saluran airmata ini bisa saja sebetulnya kelainan struktur sehingga perlu ditangani lebih lanjut oleh dokter.

Kalau diberi tetesan ASI bagaimana? Kok teman saya bisa tuh menyembuhkan mata bayinya? Sampai kini belum ada penelitian valid dan reliable tentang penggunaan ASI sebagai tetes mata pada bayi belekan.

Ada satu penelitian:
Singh, M., P.S. Sugathan, and R.A. Bhujwala. Human colostrum for prophylaxis against stickyeyes and conjunctivitis in the newborn. J Trop Pediatr. 28(1): p. 357.1982.
Yaitu 51 bayi baru lahir (newborn) diberikan tetesan kolostrum selama 3 hari, sedangkan 72newborn lainnya sebagai control penelitian tidak ditetesi kolostrum. Hasilnya 25% newborncontrol dan 6% newborn yang ditetesi kolostrum mengalami infeksi mata yang terlihat.

Sepertinya kolostrum sangat berperan dalam pencegahan infeksi bukan? Tetapi kalau ditelaah, studi tersebut menyebutkan ternyata bayi yang ditetesi kolostrum dirawat di Bangsal Selatan RS yang sebagian besar dilahirkan dengan Sectio Caesaria (lahir sesar), sementara bayi control penelitian yang tidak ditetesi kolostrum dirawat di Bangsal Utara dan semuanya dilahirkan secara vaginal.

Sebetulnya hasilnya akan lebih dapat diambil simpulan kalau bayi2 dalam studi ini dirandomisasi di masing2 bangsal sehingga ada paparan eksposur yang seimbang antar 2 kelompok ini. Sehingga tentu hasilnya tidak bisa ditarik simpulan bahwa kolostrum yang ditetes di mata lah yang berperan mencegah infeksi mata pada newborns.

Selain itu fakta bahwa ada kebiasaan membersihkan mata di bangsal ini menjadi bias lain, apakah bukan peran pembersihan mata yang mencegah infeksi? Memang tidak ditemukan efek bahaya akibat tetesan kolostrum pada mata bayi – tetapi sekali lagi, ini cuma studi kecil yang banyak biasnya, tidak bisa digeneralisir.

WHO sendiri TIDAK MEREKOMENDASIKAN tetes mata newborn dengan kolostrum, sebagai pengganti dari tetes mata silver nitrate atau salep mata tetrasiklin untuk pencegahan oftalmianeonatorum (mata merah dengan lendir/belek yang terjadi dalam 2 minggu pertama bayi baru lahir), karena TIDAK ADA bukti ilmiahnya.

2. Mata merah terjadi karena pelebaran pembuluh darah pada selaput luar mata (konjungtiva), yang pada umumnya merupakan tanda iritasi yang terjadi pada jaringan konjungtiva/selaput luar mata. Iritasi bisa juga terjadi akibat infeksi virus maupun bakteri, dan pada bayi baru lahir bisa menjadi tanda sumbatan saluran air mata juga.

Pada neonatus/newborn (bayi baru lahir), mata merah akibat infeksi bisa menjadi penyakit yang serius: Tipe-tipenya adalah:


  1. Konjungtivitis Chlamydial (akibat infeksi Chlamydia trachomatis). Terapinya adalah ke dokter untuk mendapat antibiotic yang diminum (oral)
  1. Konjungtivitis Gonococcal (akibat infeksi gonorrhea). Terapi: antibiotik diberikan secara suntikan (intravena)
  1. Konjungtivitis akibat zat kimia (sabun, shampoo, bedak, dsb). Terapi: stop pemakaian zat kimia yang mengenai mata segera, dan bawa ke dokter, umumnya tidak perlu terapi khusus
  1. Konjungtivitis akibat bakteri maupun virus selain yang disebutkan sebelumnya. Terapi: ke dokter untuk menegakkan diagnosis penyebabnya; bila virus umumnya hanya membutuhkan kompres hangat untuk meredakan bengkak dan iritasi, bila bakteri perlu antibiotik tetes atau salep untuk mata.
  • arutan isotonis artinya larutan dimana kedua sisi yang dipisahkan membran sel (kalau dalam mata artinya antara selaput luar mata dan larutan yang diteteskan) yang memiliki konsentrasi yang sama, sehingga tidak terjadi migrasi air ke satu arah, kemungkinan terjadi pertukaran airsaja, tetapi jumlah air di kedua larutan tetap, sehingga bentuk sel mukosa mata tidak terjadiperubahan dengan konsentrasi larutan di luar sel dan di dalam sel mukosa sama.
  • Larutan Hipertonik artinya konsentrasi larutan di luar sel mukosa/selaput lendir mata (larutan yang diteteskan) lebih tinggi dibanding didalam sel mukosa mata, sehingga air berpindah daridalam sel keluar sel secara osmosis, sehingga terjadi penciutan sel (sel mukosa matamengkerut karena kurang cairan).
  • Larutan Hipotonik ialah konsentrasi larutan di luar sel mukosa mata lebih rendah dibanding didalam sel (larutan yang diteteskan), sehingga air berpindah dari luar sel kedalam sel secara osmosis, sehingga terjadi pembengkakan sel mukosa bahkan bisa terjadi lisis/pecah.Isotonik pada sediaan tetes mata artinya setidaknya tonusnya setara dengan larutan NaCl 0.9%,dan mata sendiri hanya bisa mentolerir tonisitas dalam nilai 0.51.8%NaCl.
  • Apakah ASI steril? Ya, ASI memang bersih, tetapi kini ditemukan ASI mengandung bakteri hidup yang bermanfaat bagi usus, lebih mirip seperti komposisi yoghurt. Jadi ASI sebetulnya tidak murni steril.
  • Apakah ASI isotonik? Tidak ada yang menyebutkan ASI isotonik namun dengan konsentrasi rendah bisa dikatakan ASI sebetulnya hipotonik.



Tapi kok ada studi yang bilang kolostrum bisa mengobati infeksi Chlamydia?

1. The in vitro antimicrobial capacity of human colostrum againstChlamydia trachomatisKyle H Ramsey, Christoffer E Poulsen, Peter P Motiu. Journal Reproductive Immunology (ImpactFactor: 2.966, 5YearImpact Factor:2.831, Imprint: ELSEVIER, ISSN: 01650378):http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165037898000102

Baca lagi yuk: Penggunaan kolostrum untuk infeksi Chlamydia trachomatis tetapi masih INVITRO – masih percobaan laboratorium nih (artinya sampel kolostrum dicoba pada kultur kuman, BUKAN pada infeksi yang sebenarnya) jadi belum terbukti aplikasinya pada manusia, dibagian tubuh manapun.

2. A comparative study of the effects of colostrums and gentamicin on organisms causingophtalmia neonatorum Ebeigbe JA, Osaiyuwu A. Journal of the Nigerian Optometric Association.http://www.ajol.info/index.php/jnoa/article/viewfile/56620/45048
Telaah: Ini juga in vitro baru di lab, kolostrum diteteskan pada kultur bakteri hasil usap dari kelopak mata bayi yang memiliki gejala, jadi BELUM pada infeksi sebenarnya
SIMPULAN: BELUM ADA BUKTI untuk ASI dapat mengobati masalah mata pada bayi.Kalau dibiarin aja bagaimana belek dan mata merahnya? Kalau dengan home treatment membaik dalam 23hari tidak apa2 tapi kalau masih berlanjut, segera ke Dokter deh.. salahsatu komplikasi yang serius dari infeksi yang diabaikan adalah kebutaan ya..

Jadi jangan main-main kalau soal pengobatan pada mata!

Referensi:
2. WHO Eye care: prevention and management of ophthalmia neonatorumhttps://apps.who.int/rht/documents/MSM9613/essential_newborn_care.htm#Eye care
3. PubMed Health. Conjunctivitis. A.D.A.M. Medical Encyclopedia 2010 [cited 2011 November 6].



Yuk kita telaah lagi:
1. Mata belekan TIDAK SEMUA bisa kita generalisir sebagai kelainan ringan seperti sumbatan saluran air mata pada bayi baru lahir yang bukan disebabkan kelainan struktur saluran air mata.

Pada kelainan ringan, kolostrum/ASI mungkin memberi perbaikan yang diharapkan bersamaan dengan kompres dan pijat, tetapi bisa jadi karena memang penyakit matanya ringan/self limiting diseases atau sebetulnya penyembuhannya adalah efek dari treatment lain yaitu pijat lembut maupun kompres dengan larutan fisiologis/air matang hangat.

2. Mata merah penyebabnya bisa infeksi virus maupun bakteri. Betul, kolostrum dan ASI mengandung antibodi, tetapi apa antibodinya spesifik penyebab infeksipada mata? Belum tentu kan, jadi tidak selalu bisa memulihkan infeksi juga. Selain itu, yang perlu dijadikan perhatian, memang jenis larutan/sediaan apa yang boleh diteteskan ke mata? Ada syaratnya lho secara farmakologis dan sesuai fisiologi mata sendiri.Pada dasarnya sediaan/preparat yang digunakan sebagai tetes mata harus memenuhi syarat berikut:

a. Steril artinya bebas dari kuman
b. Isotonik dengan selaput lendir mata. Tonisitas (tonicity) adalah gradien tekanan osmosis dari dua macam larutan yang dipisahkanmembran semipermeabel. Pengertian isotonis berkaitan dengan 2 pengertian lain yaitu hipertonis dan hipotonis:


3. pH keasaman sediaan tetes mata sama dengan air mata, yaitu 7.4. Mari kita bahas bagaimana dengan kolostrum/ASI?

Hal ini didukung dengan fakta ASI menjadi pilihan cairan pengganti saat bayi diare karena low solute dan hipotonik sehingga dapat menggantikan kebutuhan cairan yanghilang.
Jadi kalau ditetes ke sel mukosa mata, bisa terjadi lisis/pecah di sel mukosa mata dong ya?

Tapi kenyataannya pada studi yang pernah dilakukan, tidak ditemukan efek bahaya tuh?
Ya tentu saja tidak terjadi karena kondisi tetesan ASI terhadap sel mukosa mata bukan 2 larutan yang saling kontak/bercampur dalam waktu lama, maksudnya kan bukan mata bayi direndamkan ke dalam semangkuk cairan ASI dalam beberapa waktu, sehingga efek lisis tidak sampai terjadi.

Tapi tidak ada yang menyebutkan bahwa ASI isotonis dengan sel mata maupun larutan fisiologis 0.81.5% seperti yang dapat ditoleransi, kalau ASI isotonis dengan NaCl 0.9% artinya ASI bisa disuntikkan ke dalam darah, nyata nya tidak ada yang berani coba-coba kan..

Berapa pH ASI: pH ASI adalah 7.2, lebih rendah dengan pH air mata, memang tidak beda jauh,tetapi sesuatu yang lebih asam sifatnya punya kecenderungan membuat iritasi. Alih-alihsembuh, bisa saja mata menjadi semakin merah akibat iritasi benda asing yaitu kolostrum/ASI yang diteteskan terus-menerus. Dari syarat-syarat tersebut, apakah kolostrum/ASI ini memenuhi semuanya? Tidak juga... maka janganlah coba-coba sama anak sendiri apalagi menganjurkan sama anak orang lain.

Kalau ASI bisa jadi obat tetes mata, farmasi mungkin sudah berlomba-lomba borong kolostrum ataupun ASI matur dari Bank ASI bahkan membayar ASIP ibu2 menyusui, lalu terbentur masalah baru: Apakah cukup etis? Dipakainya bukan diminum lagi, tapi jadi obat tetes mata?

Allah menciptakan ASI sebagai sumber nutrisi sedemikian hebatnya sehingga melindungi bayi yang menyusu hingga mencapai masa penyusuan sempurna 2 thn dari berbagai penyakit dan ini sudah dibuktikan melalui berbagai penelitian.Pro ASI jelas dong...Pro ASIlah dengan berbekal ilmu.Mata adalah harta karun bagi bayi, jangan gegabah mengobatinya.

Referensi:
1. Monographs: Dosage forms: General monographs: Ophthalmic preparations darihttp://apps.who.int/phint/en/p/docf/2.
Probiotics pada ASI:http://www.manufacturingchemist.com/technical/article_page/Probiotics__the_natural_defence/434984. Blocked tear duct:http://www.kidspot.com.au/familyhealth/Infections&DiseasesEyeStickyEye+2399+198+article.htm5. WHO Eye care: prevention and management of ophthalmia neonatorumhttps://apps.who.int/rht/documents/MSM9613/essential_newborn_care.htm#Eye care6. PubMed Health. Conjunctivitis. A.D.A.M. Medical Encyclopedia 2010 [cited 2011 November 6].7. Konjungtivitis: http://www.cdc.gov/conjunctivitis/newborns.html

0 comments:

Post a Comment